Rabu, 11 April 2012


GORESAN ATAP
Oleh:Iqro amir Hussein
Ehmmm...... mulai nulis lagi nh tuntutan kuliah tapi di bawa santai sambil minum kopi di temani dengan laptop kesayangan ane,tapi  tetap serius paling utama.ok mulai..
Dalam ilmu kesusastraan arti dari kesusastraan itu sendiri adalah, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.dalam hal ini saya akan menceritakan sedikit kasus yang sangat menginspirasi saya.yaitu Pong Hardjatmo beliau lahir di Solo, 13 September 1942. ia adalah aktor Indonesia pada era 70 an.bukan aktingnya yang saya kagumi,karena mungkin saya belum lahir pada era tersebut jadi belum sempat lihat akting beliau.
Yah mungkin anda ingat aksinya memanjat gedung kura-kura DPR  dan mencoret-coret atap gedung tersebut pada hari Jumat tanggal 30 Juli 2010,aksi ini sangat menghebohkan anggota dewan tentunya.kenapa ?? karena tulisannya yaitu “JUJUR”,”ADIL”,”dan”TEGAS” dengan pylox (cat semprot) dan menuliskanya dengan huruf  besar-besar.menurut pengakuan  Pong ,ia melakukan hal tersebut karena kecewa dengan penyelesaikan kasus Bank Century, kasus Susno Duadji, kelambatan pemrosesan Kasus Tabung Gas 2010 yang meledak, dan masalah pembolosan anggota DPR dari rapat-rapat penting,kasus lumpur lapindo yang tidak selesai.
Karena ulahnya ini Pong tidak ditahan oleh Iptu Suharyanto, Komandan Pos Polisi DPR saat itu atas perbuatannya tersebut, namun hanya dimintai ganti rugi untuk pengecatan ulang atap gedung tersebut. Suharyanto tidak menahannya karena menganggap bahwa Pong "mungkin terganggu kejiwaannya" dan perbuatannya tersebut sebagai keisengan yang tidak melanggar hukum, walaupun tidak melalui prosedur penyampaian aspirasi yang benar.
 Menurutnya anggota Dewan Perwakilan sudah tidak bisa lagi dikritik dengan tulisan dan tayangan di media massa sehingga harus ditegur dengan tindakan yang nyata yang mencerminkan suara jeritan rakyat Indonesia. ia tidak menyesali atas tindakannya tersebut dan tidak merasa perbuatannya tersebut telah merusak inventaris negara Indonesia. Perbuatan Pong ini telah menuai berbagai dukungan dan juga kritikan salah satu alasanya mungkin yang mengkritiknya adalah hanya ingin mencari sensasi  dan popularitas semata,namun ini semua di bantah oleh pong sndiri. Tulisan Pong tersebut hilang ditutup cat pada hari Minggu 1 Agustus 2010.
Pong menyatakan bahwa dia akan kembali menuliskan grafiti di gedung Perpolitikan Indonesia yang lain bila dia masih tidak puas dengan kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI.walaupun telah diingatkan untuk tidak mengulanginya lagi.
Sebagai  mahasiswa kita di tuntut untuk selalu kritis dalam menyikapi suatu hal sosial lainnya.mungin ini akan menjadi inspirasi untuk kita semua,toh bukan hanya demo anarkis yang bisa menggegerkan gedung dewan saja,buktinya aksi diatas bisa membuat semua orang mengenangnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar