GORESAN
ATAP
Oleh:Iqro
amir Hussein
Ehmmm...... mulai nulis lagi nh
tuntutan kuliah tapi di bawa santai sambil minum kopi di temani dengan laptop
kesayangan ane,tapi tetap serius paling
utama.ok mulai..
Dalam ilmu kesusastraan arti dari
kesusastraan itu sendiri adalah, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis
atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan
tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.dalam hal ini saya akan menceritakan sedikit
kasus yang sangat menginspirasi saya.yaitu Pong Hardjatmo beliau lahir di Solo,
13 September 1942. ia adalah aktor Indonesia pada era 70 an.bukan aktingnya
yang saya kagumi,karena mungkin saya belum lahir pada era tersebut jadi belum
sempat lihat akting beliau.
Yah mungkin anda ingat aksinya
memanjat gedung kura-kura DPR dan
mencoret-coret atap gedung tersebut pada hari Jumat tanggal 30 Juli 2010,aksi
ini sangat menghebohkan anggota dewan tentunya.kenapa ?? karena tulisannya
yaitu “JUJUR”,”ADIL”,”dan”TEGAS” dengan pylox (cat semprot) dan menuliskanya
dengan huruf besar-besar.menurut pengakuan
Pong ,ia melakukan hal tersebut karena
kecewa dengan penyelesaikan kasus Bank Century, kasus Susno Duadji, kelambatan
pemrosesan Kasus Tabung Gas 2010 yang meledak, dan masalah pembolosan anggota
DPR dari rapat-rapat penting,kasus lumpur lapindo yang tidak selesai.
Karena ulahnya ini Pong tidak
ditahan oleh Iptu Suharyanto, Komandan Pos Polisi DPR saat itu atas
perbuatannya tersebut, namun hanya dimintai ganti rugi untuk pengecatan ulang
atap gedung tersebut. Suharyanto tidak menahannya karena menganggap bahwa Pong
"mungkin terganggu kejiwaannya" dan perbuatannya tersebut sebagai
keisengan yang tidak melanggar hukum, walaupun tidak melalui prosedur
penyampaian aspirasi yang benar.
Menurutnya anggota Dewan Perwakilan sudah tidak
bisa lagi dikritik dengan tulisan dan tayangan di media massa sehingga harus
ditegur dengan tindakan yang nyata yang mencerminkan suara jeritan rakyat
Indonesia. ia tidak menyesali atas tindakannya tersebut dan tidak merasa
perbuatannya tersebut telah merusak inventaris negara Indonesia. Perbuatan Pong
ini telah menuai berbagai dukungan dan juga kritikan salah satu alasanya
mungkin yang mengkritiknya adalah hanya ingin mencari sensasi dan popularitas semata,namun ini semua di
bantah oleh pong sndiri. Tulisan Pong tersebut hilang ditutup cat pada hari
Minggu 1 Agustus 2010.
Pong menyatakan bahwa dia akan
kembali menuliskan grafiti di gedung Perpolitikan Indonesia yang lain bila dia
masih tidak puas dengan kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI.walaupun
telah diingatkan untuk tidak mengulanginya lagi.
Sebagai mahasiswa kita di tuntut untuk selalu kritis
dalam menyikapi suatu hal sosial lainnya.mungin ini akan menjadi inspirasi
untuk kita semua,toh bukan hanya demo anarkis yang bisa menggegerkan gedung
dewan saja,buktinya aksi diatas bisa membuat semua orang mengenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar